Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPP PIKI) memperingati Dies Natalis ke-55 dengan mengadakan Ibadah Syukur dan Natal. Acara bertema “Memperkokoh Persatuan Bangsa di Tengah Kemajemukan dan Mensukseskan Pemilu 2019” ini berlangsung di Aula Lembaga Alkitab Indonesia (19/12/2018).
Tampak hadir Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th. dan pengurus DPP PIKI, antara lain, Baktinendra Prawiro M.Sc, M.H. (Ketum), Audy Wuisang, STh, MSi (Sekjen), Theofransus Litaay, Ph.D (Waketum), Dr. Badikenita Puteri Sitepu (Waketum), Angel Damayanti, Ph.D (Wasekjen), beserta Ketua Bidang: Ir. Izaac JR Litaay, dr. Evie Douren, Woro Wahyuningtyas, Dra. Irene L. Simanjuntak MA.
Ibadah dilayani oleh Ketua PGI, Pdt. Dr. Albertus Patty. Ia mengingatkan, saat ini kita menghadapi 4 krisis: keesaan, kebangsaan, ekologi, dan digital. “Banyak orang menunggu respons cerdas dari PIKI untuk menjawab persoalan bangsa ini,” ujarnya.
Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro menuturkan, sejak berdiri 19 Desember 1963, PIKI hingga kini masih mengusung gerak ganda, yaitu gerak nasionalisme kebangsaan dan gerak gerejawi yang dicetuskan pada Munas Kerja Pertama PIKI tahun 1964. Ia pun bersyukur dan menilai PIKI bisa bertahan karena ada campur tangan Allah.
“Kehadiran PIKI bukan respons transaksional atas kondisi bangsa dan negara Indonesia pada waktu itu. Namun kita menyakini PIKI adalah perutusan Tuhan kepada intelektual Kristen untuk hadir di Indonesia dan memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara,” tandasnya.
Sementara itu, Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom dengan mengutip puisi WS Rendra, mengingatkan bahwa kaum inteligensia punya tempat strategis di tengah-tengah masyarakat dan tidak tergoda untuk masuk ke dalam keraton. “Jangan berumah di kraton, baik keraton negara maupun keraton gereja, tetapi harus berumah di atas angina,” ujarnya. (Gie)