Berbagai lini kehidupan di masyarakat berdampak akibat dari Pandemi Covid 19 atau Virus Corona yang melanda dunia dan indonesia. Di bidang teologi atau religi, umat Kristen saat ini dilarang untuk menggelar kebaktian di ruang gereja. Umat dihimbau untuk menggelar ibadah di rumah. Gereja berusaha memfasilitasi umat dengan memberi penduan ibadah melalui media sosial.
Diawal virus Corona masuk ke Indonesia, ada pimpinan gereja yang menyatakan bahwa pandemi ini tidak akan berlangsung lama di tanah air. Namun, pendapat yang diutarakan dalam kotbah tersebut dibantah oleh pimpinan gereja yang lain. Penyataan dan bantahan dalam kotbah tersebut dengan cepat beredar di tangah masyarakat melalui media sosial yang memunculkan perdebatan dan menyasar pada pemahaman teologi dari masing-masing pimpinan gereja.
Menanggapi perdebatan teologi yang tak kunjung mereda, Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama RI menghimbau untuk menghentikan perdebatan Teologi di media sosial. Malalui surat terbukannya yang ditujukan ke pimpinan Persekutuan Gereja Aras Nasional dan Pimpinan Induk Gereja/Sinode di seluruh Indonesia, Dirjen Bimas Kristen Prof. DR. Thomas Pentury M.Si, mengharapkan agar pimpinan gereja dapat memberi teladan yang baik selaku tokoh agama dengan memberi penguatan kepada umat Kristen dalam upaya memulihkan bangsa dan negara dari pandemic Covid 19.
“Menghindari perdebatan teologis di media sosial yang berdampak pada hilangnya rasa saling menghormati dan menghargai sesama umat Kristen. Dengan tidak memviralkan atau saling menanggapi postingan.”
Dalam surat tersebut, Dirjen menyerukan agar pimpinan gereja untuk menyampaikan kotbah dan renungan yang sifatnya membangun, menguatkan dan mengajak seluruh umat Kristen untuk berdoa agar virus yang melanda dunia ini segera berakhir dan ditemukan obatnya.
Besar harapan Ditjen Bimas Kristen agar pimpinan gereja menempatkan diri dalam pewartaan tentang kasih Tuhan dan citra Allah yang membawa damai dan pengharapan bagi kehidupan bangsa melalui media sosial. “Dengan media sosial yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, pimpinan gereja hendaknya memanfaatkan ini secara maksimal sebagai pelayanan mimbar Agama Kristen.”
Diakhir suratnya, Dirjen menyatakan bahwa cinta yang dapat segera memulikan bangsa ini dari wabah virus Corona, agar kemulian nama Allah dapat dinyatakan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegera. (Gro)