Bapak Pdt. Joas yang baik,
Saya makin tercerahkan dengan rubrik Konsultasi Teologi ini. Berkaitan dengan ucapan Yesus, mohon penjelasan mengenai “domba-domba yang lain” dalam Injil Yohanes 10:16, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”
Terima kasih atas jawaban Bapak Pendeta.
Salam,
Felix di Jakarta
Saudara Felix di Jakarta,
Ungkapan “domba-domba” atau “kawanan domba” kerap dipergunakan di dalam injil-injil untuk menyebut umat Israel. Bahkan, muncul beberapa ayat yang secara jelas menunjukkan bahwa Yesus “diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat. 15:24; bdk. 10:6).
Namun demikian, kita melihat juga gerak perluasan dari cakupan pengutusan Yesus dari karya yang partikular (hanya orang-orang Yahudi) menuju karya yang universal (bangsa-bangsa non-Yahudi). Di dalam Injil Matius, gerak meluas ini terlihat di dalamnya, ketika Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya (Mat. 28:19). Demikian pun di dalam Injil Yohanes, kasih Sang Bapa diarahkan kepada seluruh dunia (Yoh. 3:16).
Secara khusus, di dalam Yohanes 10, Yesus memproklamasikan diri-Nya sebagai Sang Gembala yang baik. Terdapat dua tindakan jelas yang Yesus nyatakan sebagai Gembala. Pertama, Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (10:11, 15). Kedua, Sang Gembala itu memperluas karya penggembalaan-Nya bukan hanya bagi kawanan domba Israel, namun juga melampaui batas-batas etnis itu, yaitu kepada bangsa-bangsa non-Yahudi atau non-Israel.
Sekali lagi, penegasan ini konsisten dengan kehendak Sang Bapa yang dinyatakan oleh Yesus sebagai Allah semua bangsa. Jadi, yang dimaksud dengan “domba-domba lain” di dalam Yohanes 10:16 ini adalah bangsa-bangsa non-Yahudi.
Tentu saja, pada masa kini, kita hidup dalam sebuah situasi kekristenan global. Kita sudah sangat terbiasa untuk memahami bahwa Yesus Kristus adalah Gembala bagi semua manusia, bahkan ciptaan-Nya di dunia. Dia bukan Tuhan atas satu suku bangsa saja.
Mungkin yang masih harus kita gumuli adalah apakah bagi konteks kita, universalitas karya penggembalaan Kristus itu juga melampaui batas-batas agama pula? Apakah mereka yang beriman lain pun dapat kita cerap sebagai “domba-domba lain”? Pada titik ini, diskusi tentu dapat berlangsung sangat mendalam dan rumit.
Namun, saya sekadar ingin mengajukan pertanyaan tersebut agar Sdr. Felix dan pembaca lain dapat menggumulinya. Tentu, prinsip dasarnya tetap tak boleh diabaikan, yaitu bahwa pemahaman apa pun tetap menegaskan bahwa Kristus itulah Sang Gembala Agung.
Jadi, jika pun kita berani menegaskan bahwa orang-orang beriman lain itu adalah “domba-domba lain” bagi konteks kita sekarang, hal tersebut kita pahami bukan “di luar” Kristus, namun tetap dan justru karena Kristus adalah Sang Gembala bagi semua umat manusia. Semoga jawaban saya “mengganggu” dan mendorong Anda untuk terus menggumuli pertanyaan di atas. (*)
Sumber: Majalah INSPIRASI Indonesia