Dalam keseharian kita dapat menjumpai ada pribadi-pribadi yang tampak begitu percaya diri dengan kemampuannya yang terbatas. Misalnya seorang penyanyi dadakan dalam ajang pencari bakat. Sekalipun suara dan kemampuannya dalam menyanyi terbatas, ia berlaku seolah-olah penyanyi kelas dunia. Ia tidak terlalu peduli dengan suaranya yang sumbang dan parau. Ia akan terus bernyanyi dengan sangat meyakinkan sekalipun juri mencoba menghentikannya. Itulah yang kemudian disebut dengan Dunning-Kruger Effect.
Dunning- Kruger Effect, yaitu fenomena dalam psikologi yang dikembangkan oleh David Dunning dan Justin Kruger, dua orang profesor psikologi dari Cornel University. Mereka menjelaskan tentang bias kognitif yang dialami oleh orang-orang tertentu, yang salah dalam menilai kemampuan dirinya. Mereka yang terkena Dunning-Kruger efek merasa dirinya memiliki kemampuan diri jauh lebih besar dari yang sesungguhnya.
Gagal Menilai Diri
Pengidap Dunning–Kruger Effect adalah pribadi-pribadi yang gagal menilai kemampuan diri yang sebenarnya. Hal itu biasanya dilakukan ketika mereka tidak dapat menerima keterbatasan dirinya atau kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Jangan heran jika mereka akan tetap merasa percaya diri sekalipun banyak orang melihat semua kekurangannya dengan jelas.
Seperti penyanyi yang disebutkan tadi, ia akan tetap menampilkan diri seperti layaknya penyanyi profesional dan terkenal, sekalipun suaranya pas-pasan. Ia tetap berpendapat dan terus bersuara sekalipun apa yang ia sampaikan tidak benar dan disanggah habis habisan oleh banyak orang. Ia tampil dengan sangat percaya diri sekalipun apa yang diungkapkannya itu jauh dari kepantasan untuk mendapatkan penghargaan.
Pencitraan
Pengidap Dunning–Kruger Effect akan tetap merasa diri sempurna sekalipun mereka jauh dari kesempurnaan. Agaknya syndrome demikian sedang menjangkiti banyak orang. Dengan penuh percaya diri mereka tampil di depan banyak orang, mengabaikan banyak hal yang menjadi kekurangannya dan berlaku sebagai pribadi yang sempurna. Mereka cukup yakin untuk hal itu, sekalipun banyak orang tahu dan melihat bahwa apa yang dilakukannya jauh dari yang sesungguhnya.
Mereka dengan sengaja mempraktikkan Dunning–Kruger Effect. Artinya, apa yang mereka tampilkan itu bukan karena mereka salah menilai kemampuan diri, tetapi mereka dengan sengaja dan sadar melakukan hal itu demi untuk mendapatkan pencitraan di depan orang. Dengan harapan agar sesamanya memposisikan dirinya sebagaimana yang sedang ditampilkannya.
Dunning–Kruger Effect merupakan persoalan psikologi yang bisa jadi dialami karena penderitanya tidak sepenuhnya sadar akan apa yang dilakukannya. Namun, Dunning–Kruger Effect yang belakangan dialami oleh banyak orang justru dilakukan dengan penuh kesadaran. Sekalipun demikian keduanya adalah persoalan psikologis.
Pribadi Otentik
Menyadari keterbatasan diri sendiri adalah salah satu cara agar kita dapat melakukan improve terhadap diri kita secara sadar dan terus-menerus. Dengan cara demikian, kepantasan kita akan semakin layak di depan sesama dan diri kita menjadi pribadi yang otentik secara positif.
Terimalah bagian-bagian dari pembentukan yang kita dapatkan lewat kritik dan penilaian orang lain. Setelah itu, bersungguh-sungguhlah merajut prestasi diri dan kemudian mempersembahkannya sebagai bagian dari tanggung jawab kita kepada sesama dan semua.
Hidup yang kita jalani akan selalu berbeda di setiap waktunya. Namun, ketika kita mampu melampaui semua bagiannya, kita akan mendapati bahwa kita adalah pribadi yang berbeda. Bukan ketidaksempurnaan yang membuat diri kita tidak dihargai di depan sesame, tetapi sikap menolak kekurangan dan menampilkan kepura-puraan kesempurnaan itulah yang membuat orang lain meninggalkan kita.***
Sumber: Majalah INSPIRASI Indonesia