Gelaran The 2nd JPNSC 2024 Targetkan Sertifikasi Praktisi Intervensi Berstandar Internasional

Gelaran The 2nd JPNSC 2024 Targetkan Sertifikasi Praktisi Intervensi Berstandar Internasional

INSPIRASI-ID, Jakarta —Nyeri, satu kata dengan berjuta/beragam rasa dan makna. Kalau Titik Puspa dalam launya mengatakan “jatuh cinta berjuta rasanya”, bagaimana dengan rasa nyeri? Anda tentu pernah merasakan nyeri. Entah nyeri lambung, nyeri karena terluka, terkilir, atau lainnya. Nyeri, gejala atau sumber penyakit?

Membahas masalah nyeri, International Neuromodulation Society (INS) Indonesia Chapter menggelar kampanye sehat dan konferesi internasional The 2nd Jakarta Pain Intervention, Neuromodulation And Sonologist International Conference (JPNSC) 2024 dengan tema “Let’s Start From Basic”. Konferensi yang menghadirkan pakar dari dalam dan luar negeri ini diselenggarakan secara hybrid, diikuti oleh dokter umum, dokter spesialis, dan perawat dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Kegiatan onsite berlangsung di Artikular Klinik, Jakarta Selatan (21/7/2024).

Chairman JPNSC dr. Alif Noeriyanto Rahman, Sp.OT., FIPM., FIPP., CIPS., C-PSH., AIFMO., AIFO-K menyatakan bahwa pilihan tema “Let’s Start From Basic” ini dimaksudkan betapa penting untuk memulai dari dasar agar menjadi ahli. “Bagaimana menjadi seorang yang ahli, menjadi orang yang hebat itu tidak mungkin bisa tanpa memulai dari basic. Dan, saat ini kita sedang menyebarkan ilmu dan pengetahuan kita dengan rutin dan penuh keceriaan agar Indonesia ini bisa terbebaskan dari rasa neri yang ada,” ujarnya kepada awak media.

Nyeri, gejala atau sumber penyakit?

Menurut dr. Alif, masalah nyeri saat ini merupakan suatu hal yang selalu dikeluhkan sebagai salah satu gejala suatu penyakit. Kenyataannya, nyeri kini menjadi sumber utama dari penyakit itu sendiri. “Nyeri merupakan suatu hal yang ditakuti oleh hampir semua pasien karena nyeri menimbulkan rasa tidak nyaman, berakibat pada terhambatnya aktivitas sehari-hari dan secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas hidup seorang pasien,” jelas dr. Alif.  

The 2nd JPNSC merupakan satu rangkaian acara yang terdiri dari berbagai program kegiatan berupa pelatihan dan konferensi ilmiah. Menghadirkan para pembicara internasional dari Turki, Thailand, Inggris, Pakistan dan Malaysia, sebagai pertemuan rutin untuk membahas berbagai inovasi medis dalam penanganan nyeri yang berbasis evidence dan menyelesaikan sumber penyebab nyeri. Acara tahunan yang kedua ini digelar di Jakarta dan Bandung ini berlangsung sejak 6 Juni hingga 21 Juli 2024.

Nyeri, suatu hal yang masih dianggap sepele oleh kebanyaan masyarakat Indonesia, namun bisa berdampak serius bagi pasien maupun dokter atau rumah sakit. Kok bisa?

Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Dr(C). drPrasetyo Edi, Sp.BTKV, Subsp.VE(K), FIHA, MH. mengingatkan agar dokter berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan kepada pasien terkait dengan nyeri. Pasalnya, ada kasus dokter digugat malpraktik karena menjanjikan tidak nyeri ketika dilakukan tindatan, tetapi pasien masih merasakan nyeri.  “Saya tidak sedang menakut-nakuti, tetapi kita harus selalu berhati-hati terhadap sebuah kaidah baru. Pasien harus terinform dengan jelas. Hubungan yang baik dan komunikasi yang baik dengan pasien itu penting. Tidak ada penuntutan kalau jujur, etis, memadai,” tandas drPrasetyo Edi.

Manajemen Intervensi Nyeri

Chairman JPNSC juga menyebut, bahwa Indonesia mempunyai tenaga ahli yang terdiri dari beberapa lintas departemen kedokteran, yaitu: dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis saraf, dan dokter spesialis rehabilitasi medik untuk dapat berdiskusi dan bertukar ilmu di bidang nyeri demi kesembuhan dan keselamatan pasien.

“Maka dari itu, pengelolaan nyeri perlu diperhatikan sejak awal. Saat ini, telah tersedia manajemen intervensi nyeri atau Interventional Pain Management (IPM) yang menunjang pengelolaan dan penanganan nyeri secara lebih optimal untuk beragam kasus nyeri,” imbuhnya. Kegiatan konferensi ini juga sebagai agenda soft launching Lembaga Sertifikasi Profesi Praktisi Intervensi Nyeri (LSP PIN), yang diharapkan mampu membantu para praktisi intervensi nyeri dalam mendapatkan sertifikasi kompetensi keahlian, bukan hanya untuk dokter spesialis dan dokter umum namun juga menyasar kepada perawat dan tenaga kesehatan lainya. “Hari ini kami sampaikan bahwa LSP PIN pada hari ini telah lahir dan siap membantu para praktisi Nyeri untuk mengasah keahlian dan mendapatkan sertifikasi kompetensi berstandar nasional dan Internasional,” kata dr. Alif. (Gie)

Join the discussion

Instagram has returned empty data. Please authorize your Instagram account in the plugin settings .

Menu

Instagram

Instagram has returned empty data. Please authorize your Instagram account in the plugin settings .

Please note

This is a widgetized sidebar area and you can place any widget here, as you would with the classic WordPress sidebar.

pafipayakumbuhkab.orgslot danaslot dana