Apa yang Anda kejar dalam hidup? Sukses? Mungkin kata ini yang kerap Anda dengar. Semoga sukses. Selamat dan sukses selalu. Sukses ya.. Sukses di semua area kehidupan. Hhmm.. apa ukuran sukses?
Cukup banyak ukuran sukses berdasarkan usia dan kelas sosial. Sukses kerap menjadi ukuran pencapaian dan kebahagiaan. Benarkah demikian? Bila kekuasaan, kekayaan, dan popularitas menjadi ukuran, nyatanya banyak yang mengalami kekosongan ketika mencapai semua itu. Lantas, apa yang lebih penting dari sekadar sukses?
Hidup yang Bermakna

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Yayasan Halftime Indonesia mengadakan seminar bertajuk From The Pursuit of Success to Significance (Dari Mengejar Sukses ke Signifikansi) di APL Tower, Central Park, Jakarta (6/12). Pada kesempatan ini juga diluncurkan buku Half Time edisi bahasa Indonesia, HALF TIME Paruh Waktu: Dari Sukses ke Signifikansi karya Bob Buford. Buku ini merupakan edisi ulang tahun ke-20 yang telah diperbarui dan diperluas.
Ketua Umum Yayasan Halftime Indonesia Inge Halim mengatakan, “Seminar ini untuk menyingkap bagaimana memfokuskan hidup dari sukses ke signifikansi, supaya sisa kehidupan kita menjadi terbaik, berdampak luas, dan bernilai kekal.”

Seminar ini menghadirkan Lee Han Kiat, Halftime Certified Coach, pembicara dan coach sangat berpengalaman dari Halftime Asia. Mantan Vice President IBM yang bermukim di Singapura ini membagikan pengalaman hidupnya dari mengejar sukses ke signifikansi hidup. Memimpin banyak perusahaan dan berorientasi pada pencapaian membuat dirinya menjadi pribadi yang keras dan kaku. Bahkan ia kehilangan waktu bersama keluarga. Hidupnya berubah setelah ia mengikuti program Halftime yang digagas oleh alm. Bob Bufford.

Lee menyatakan bahwa hidup semua orang bagaikan mengikuti Kurva Sigmoid (Sigmoid Curva), dua gari yang mirip huruf S.. Ada masa mengalami naik dan juga mengalami saat turun. “Kita mungkin kerja keras dan kita tidak sadar menurun. Sebaiknya sebelum kita turun maka perlu menyiapkan kurva baru, untuk mengarahkan hidup kepada hidup yang lebih berdaya dan berdampak. Kurva pertama tentang sukses diri sendiri. Saat sampai di puncak kita buat kurva baru. Itulah signifikansi, di situ bukan untuk diri sendiri saja, melainkan orang lain,” jelas Lee..
David Haripin, pembina Yayasan Halftime Indonesia sekaligus founder dan chairman Advance, turut berbagi pengalamannya membaca buku Half Time yang kemudian berhasil mengubah perjalanan hidup dan bisnisnya.
Babak Kedua: Temukan Panggilan Hidup
Ibarat permainan sepakbola, paruh waktu merupakan jeda di antara babak pertama dan babak kedua. Pada masa jeda iniah dibuat strategi untuk bermain lebih baik di babak kedua. Itulah yang dilakukan almarhum Bob Buford. Setelah sukses mengembangkan bisnis TV kabelnya pada paruh kehidupan pertamanya, ia memiliki hasrat untuk memiliki paruh keduanya yang signifikan.
Indra Kurnia dari Yayasan Halftime Indonesia menuturkan, buku Half Time bersama Half Time Institute dan Leadership Network yang dibentuk Bufford, melalui pengajaran, pelatihan, identifikasi talenta, networking, telah menghasilkan gerakan pemberdayaan banyak sekali pembisnis, eksekutif, profesional menyambut panggilan Allah dalam hidup mereka.
Yayasan Halftime lndonesia didirikan pada November 2015, bermaksud meneruskan gerakan serupa untuk konteks lndonesia, yaitu: membantu mempersiapkan orang untuk babak kedua kehidupannya.
Penerbitan buku Half Time dalam edisi bahasa lndonesia, agar dapat menjangkau lebih luas, memotivasi dan memberdayakan lebih banyak orang sehingga memiliki kehidupan yang signifikan. Melipatgandakan berbagai karunia Allah untuk memberkati banyak orang.
Buku Half Time sarat dengan motivasi inspiratif dengan akar kekristenan yang dalam untuk membangun semangat hidup, iman kristiani yang teguh. Pada akhir tahun ini menjadi momen yang tepat untuk melakukan evaluasi atas kehidupan yang sudah berjalan. Buku Half Time dapat menjadi pilihan referensi untuk melakukan evaluasi, perenungan hidup, resolusi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Yayasan Half Time Indonesia juga memfasilitasi kursus bagi pribadi yang ingin menemukan peran baru di babak kedua hidupnya. Indra Kurnia menjelaskan bahwa kursus diadakan dalam 6 kali pertemuan pada hari Sabtu. Sejauh ini sudah melakukan dua kelas pelatihan. Saat ini sedang dibuka kelas ketiga. Diharapkan banyak yang akan mengikuti sehingga perubahan hidup menuju lebih baik itu terwujud. Sehingga orang mampu menggunakan kekuatan (Strength) untuk menentukan langkah paruh kedua.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan Halftime Indonesia, dapat menghubungi:
email: info@halftime-indonesia.or.id
Selamat berproses menemukan makna hiup yang signifikan. (Gie)