Masalah perbedaan identitas yang belakangan jadi bahan gorengan di tahun politik ini, menurut Inayah Wahid, sudah seperti kanker akut. Bangsa kita tidak dididik untuk merayakan perbedaan. Penyebabnya banyak. Salah satunya karena rezim penguasa mendapat keuntungan secara politis dan kekuasaan secara terus-menerus.
“Identitas yang sekarang dimunculkan itu tidak murni pembelaan terhadap identitas itu sendiri. Tetapi lebih karena ada kepentingan politik besar di samping itu. Padahal, politik itu kan dinamis. Cair. Kemarin jadi lawan, kini jadi teman. Kalau kita menyadari hal itu, dan nggak baperan – bahwa ini persoalan agama-lah, etnis atau apa pun – maka nggak akan sampai kayak gini,” kata perempuan kelahiran 31 Desember 1983.
Menurut Inayah, mengakui dan merayakan perbedaan itu bagian dari blessing, dampak baiknya jauh lebih besar. Kalau tidak mau mengakui identitas diri sendiri, kita tidak akan bisa maju. “Untuk bisa menyadari kekuatan besar kita, tahap awalnya adalah mengakui diri sendiri. Bisa menerima diri kita siapa, apa kekuatan kita, daripada mempermasalahkan,” ujarnya.
Putri bungsu dari pasangan Abdurrahman Wahid dengan Sinta Nuriyah ini mengatakan bahwa kita selalu punya pilihan. “Keragaman itu mau dijadikan berkah atau problem? Kalau terus-terusan berkutat di situ dan menjadikan problem, kita nggak bergerak ke mana-mana. Padahal kita punya PR banyak. Ada masalah kemiskinan, putus sekolah, dan lain-lain. Saya memilih keragaman itu dijadikan berkah. Rayain aja. Let’s celebrate,” tandasnya. (Gie)