Nama Saat Teduh cukup melegenda di dunia Kristen. Renungan Saat Teduh yang diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia, tahun ini genap 50 tahun berkiprah di Indonesia. Saat Teduh merupakan edisi terjemahan dari versi bahasa Inggris The Upper Room yang bermarkas di Nashville, Tinesse, Amerika Serikat. Edisi bahasa Indonesia Saat Teduh memiliki oplah keempat terbesar untuk edisi terjemahan di luar bahasa Inggris. Pada masa puncaknya pernah mencapai 100 ribu eksemplar pada tahun 1990-an.

Untuk memeringati HUT ke-50 Tahun Saat Teduh akan digelar Ibadah Syukur dengan tema “Melayani dan Menjadi Berkat” pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, pukul 10:00-12.00 WIB. Ibadah yang berlangsung secara virtual ini dilayani oleh Pdt. L.Z. Raprap yang dikenal dengan gaya khotbah humoris yang terkadang satir. Dalam ibadah ini juga ditampilkan cuplikan perjalanan Saat Teduh selama 50 tahun, sambutan dari penerbit Upper Room di Nashville, Tinesse, Amerika Serikat, sambutan Meyritha Maryanie selaku Direktur BPK Gunung Mulia, Pdt. Marihot Siahaan dan yang lain.
Renungan Unik
Saat Teduh memiliki ciri khas sampul depan dari lukisan dari kisah-kisah di dalam Alkitab oleh pelukis-pelukis dari berbagai negara. Renungan yang disajikan juga hasil refleksi dari para pembacanya dengan berbagai latar belakang. Bahkan ada yang menuliskan renungan dari bilik penjara.
Renungan Saat Teduh terbit dalam format saku (regular) dan edisi jumbo untuk kalangan lanjut usia. Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan Saat Teduh versi bahasa Inggris, edisi dwibahasa Indonesia-Inggris dan Indonesia-Batak secara terbatas, serta Saat Teduh edisi tahunan. Ada pula buku Saat Teduh: Doa untuk Orang Sakit yang dapat dipakai sebagai pendamping dalam pelawatan.
Rosinta Simbolon, Koordinator Saat Teduh sejak 1992, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para donatur yang selalu memberikan dukungan pada berbagai proyek Saat Teduh. “Perjalanan Saat Teduh sudah cukup panjang. Melalui Saat Teduh kita bisa melayani saudara-saudara kita yang berada di rumah sakit, panti jompo, panti asuhan, anak jalanan, lembaga pemasyarakatan, hingga ke pedalamaan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu donatur yang selalu support untuk proyek-proyek Saat Teduh,” ujar Rosinta.
Tim Saat Teduh memiliki wadah Persekutuan Pembaca Saat Teduh (PPST) yang rutin melakukan ibadah setiap Sabtu pekan pertama setiap bulan. Agenda rutin lainnya berupa pelayanan di rumah tahanan Salemba sekali setiap bulan. Selain itu, ada kunjungan pada momen khusus seperti Valentine, Paskah, dan Natal. Beberapa kunjungan yang pernah dilakukan antara lain ke gereja-gereja di Mentawai, panti asuhan orang berkebutuhan khusus, dan beberapa rumah tahanan di Nusakambangan, Jawa Tengah. Melalui berbagai aktivitas tersebut Tim Saat Teduh berupaya untuk melayani mereka yang lemah, terabaikan ataupun terpinggirkan oleh karena berbagai hal. (Gie)