JAKARTA, InspirasiIndonesia.id – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di tengah pandemi Covid-19 ini mengadakan Perayaan Syukur Jubileum 70 Tahun PGI secara daring (25/5). Sesuai dengan peraturan PSBB dari pemerintah, Perayaan HUT 70 Tahun PGI berlangsung secara virtual lewat zoom meeting, kanal Youtube Yakoma PGI, Life Channel, dan Nusantara TV.
Perayaan Jubileum 70 Tahun PGI mengusung tema “Satu Tubuh Satu Beban: Jadilah Sahabat di Masa Susah dan Senang”, sesuai dengan tema Pesan Bulan Oikoumene 2020. Tema ini terinspirasi oleh situasi bangsa yang tengah menghadapi krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19. Dalam situasi ini, Allah mengingatkan gereja-gereja untuk menaati panggilan-Nya, yaitu peduli dan berbagi. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Saling menolonglah dalam menanggung beban supaya kamu menaati hukum Kristus.”
Kendati berlangsung secara daring, perayaan momen bersejarah bagi gereja-gereja di Indonesia ini mendapat animo yang sangat tinggi dari para pendeta, pimpinan sinode gereja, pewakilan dari lembaga mitra PGI baik dalam maupun luar negeri, aktivis, serta jemaat. Hal ini tampak dari ratusan peserta yang bergabung di zoom meeting dan kanal Youtube Yakoma PGI.

PGI dibentuk pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus. Hal ini dinyatakan dalam tujuan pembentukannya, yaitu “Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.” Saat pembentukan bernama Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) atau Council of Churches in Indonesia, berganti nama menjadi PGI pada tahun 1984. Hingga saat ini sudah 91 sinode gereja yang bergabung dalam rumah bersama dengan logo bahtera Oikoumene ini.
Ladang Bersama

Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dalam sapaan kasih mewakili MPH-PGI mengajak gereja-gereja di Indonesia untuk menaikkan syukur karena telah diberi kesempatan selama 70 tahun ini mengarungi bahtera oikoumene. Keragaman gereja-gereja di Indonesia merupakan kekayaan dalam menghadirkan diri di tengah masyarakat dan melihat Indonesia sebagai ladang bersama. “Hanya dengan demikian, gereja-gereja yang beragam itu, mampu mengaku sebagai Tubuh Kristus, yang adalah satu adanya. Kesatuan Tubuh Kristus yang satu itu, kini lebih dibutuhkan lagi dalam kita menghadapi pandemi Covid-19 yang begitu memporak-porandakan kehidupan masyarakat kita,” tandas Pdt. Gomar Gultom.
Momen perayaan 70 tahun ini, sebagai tahun Yobel, lanjut Pdt. Gomar, adalah tahun untuk kita bersyukur dan bersukacita, maka hendaknya kita membawa sukacita di tengah-tengah bangsa kita yang sedang diterpa oleh pandemi Covid-19 ini. “Dan ini yang diajak dalam tema perayaan, yaitu Satu Tubuh Satu Beban: Jadilah Sahabat di Masa Susah dan Senang. Itulah makna jubileum sesungguhnya,” ujarnya.
Pdt. Gomar menambahkan, di tengah keprihatinan dan situasi pelik akibat pandemi Covid-19, PGI dan gereja-gereja di Indonesia memiliki komitmen untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. Dalam banyak kesempatan dan berbagai bentuk, gereja-gereja di Indonesia, baik di tingkat sinode, wilayah, maupun lokal, telah menunjukkan diri sebagai penyalur berkat Tuhan.
Apresiasi & Ucapan Selamat

Pada kesempatan itu, ucapan selamat sekaligus harapan, disampaikan oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, seperti Mahfud MD (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan (Menko Marinves), Muhadjir Effendy (Menko PMK), Fachrul Razy (Menag), Yasonna Laoly (Menkumham), Juliari P. Batubara (Mensos), Terawan Agus Putranto (Menkes), Johny G. Plate (Menkominfo), Budi Ari Setiadi (Wamendes), dan Thomas Pentury (Dirjen Bimas Kristen).
“Selamat atas HUT ke-70 PGI. Kehadiran PGI telah memperkuat watak kebinekaan kita dalam membangun persatuan. Peran strategis PGI sebagai mitra pmerintah sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila,” kata Mahfud MD.
Sedangkan mewakili lembaga agama, ucapan disampaikan oleh Ignatius Kardinal Suharyo (Ketum KWI), KH. Said A. Shiroj (Ketum PBNU), H. Abdul Mu’ti (Sekum PP Muhammadiyah), J.S. Liem Liliany Lontoh (Matakin), Luh Gede Saras Wati (PHDI), Dewi Kanti (Penghayat Kepercataan Sunda Wiwitan), Pdt. Ronny Mandang (Ketum PGLII), Kol. Yusak Tampai (Bala Keselamatan), Romo Daniel Byantoro (GOI), dan Pdt. David Panjaitan (GMAK).
Apresiasi juga disampaikan oleh mitra PGI dari dalam dan luar negeri, seperti WCC, UEM, CCA, M21, PKN, JKLPK, PP GMKI, GAMKI, dan lain-lain. Tidak ketinggalan, ucapan dan harapan dari anak-anak agar gereja-gereja tetap ramah terhadap anak.
Refleksi
Refleksi 70 Tahun PGI disampaikan oleh empat pimpinan sinode gereja anggota PGI, yakni: Pdt. Dorkas Daely (BNKP), Pdt. Marlin Lomi (GKS), Pdt. Dr. Hein Arina (GMIM), dan Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham (GBI). Dalam refleksinya mereka mengingatkan PGI agar tetap menjadi garam dan terang, serta konsisten memerhatikan gerakan oikumenis kepada gereja-gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang mengalami perubahan perilaku dan peradaban akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, PGI juga diharapkan dapat tetap menjaga kemitraan dengan pemerintah, lintas organisasi keagamaan yang ada di Indonesia dan dunia, sambil tetap menjaga soliditas lembaganya, serta gereja-gereja anggota.
Pada kesempatan ini, Pdt. Rubin Adi juga mengajak umat untuk mendukung pelayanan PGI melalui persembahan kasih. “Kita bersyukur gereja-gereja juga berperan dalam mengatasi dampak Covid-19. Namun, yang terdampak bukan hanya gereja lokal, tapi juga PGI sebagai rumah bersama. Orang kalau ulang tahun diberi hadiah. Kita perlu memberi hadiah kepada PGI sebagai rumah bersama. Kita memberi bukan karena berlebihan, tetapi sebagai panggilan,” seru Ketua Umum Sinode GBI ini.
Perayaan Syukur HUT 70 PGI diketuai oleh Irjen Pol. Drs. Carlo Brix Tewu. Perwira tinggi Polri ini sejak 4 Februari 2020 mengemban amanat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan BUMN.

Dengan dipandu oleh Wakil Sekretaris Umum PGI Pdt. Krise Anki Gosal (GMIM), perayaan virtual ini dimeriahkan oleh penampilan Sari Simorangkir bersama JPCC Choir, gabungan paduan suara Yamuger, PGIW Kalimantan Timur dan Staf PGI. Edo Kondologit mempersembahkan pujian “Tuhan Pulihkan” langsung dari Sorong, Papua. VG Big Voice membawakan lagu dari KJ 439: “Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu”. (Gie)