Hiroshima memiliki Genbaku Dome sebagai monumen penyintas bom atom. Nagasaki memiliki Katedral Urakami sebagai simbol berbagai kisah penganiayaan umat Kristen dan derita akibat bom atom di kota multikultural ini.
Urakami merupakan titik nol (ground zero) ledakan bom atom di Nagasaki. Pada awal kekristenan, kawasan di sebelah utara kota Nagasaki ini merupakan desa Kristen.
Agustus 2020, genap 75 tahun bom atom meluluhlantakkan kota Hiroshima (6/8) dan Nagasaki (9/8). Korban tewas di Hiroshima mencapai 130.000 orang. Sementara, bom atom di Nagasaki menewaskan sekitar 80.000 orang, termasuk 2.000 pekerja paksa Korea. Sekitar 10.000 dari korban tewas merupakan umat kristiani yang tinggal di Nagasaki.

Untuk memperingati 75 tahun pengeboman di Nagasaki, sekitar 250 umat hadir dalam ibadah di Katedral Urakami. Pastor Daichi Miyahara menceritakan seorang wanita yang terus berdoa bagi orang lain hingga akhir hidupnya, sekalipun ia sangat menderita akibat radiasi bom atom. “Kita meneguhkan kembali tujuan kita untuk terus menguatkan solidaritas kita dengan dunia pada peringatan tahun ini,” ujarnya
Perfektur Nagasaki merupakan kota yang banyak dihuni umat kristiani. Hal ini berkaitan dengan sejarah masuknya Injil dan masa aniaya selama 250 tahun yang dialami umat Kristen di Jepang. Sejumlah gereja bersejarah terdapat di Nagasaki. Misalnya Katedral Oura, gereja tertua di Jepang, Gereja Hongouchi, Gereja Shitsu, Gereja Ohno, dan Katedral Urakami, gereja terbesar di Jepang saat itu.
Episentrum Bom

Katedral Urakami (Urakami Tenshudo) dibangun di atas tanah yang telah lama menjadi bagian dari penindasan umat Kristen di Jepang. Setelah mendapatkan kebebasan beragama, tahun 1895 umat kristiani di Nagasaki mulai membangun gereja ini dengan bantuan dari Fr. Pierre Fraineau dari Perancis. Pembangunan gereja yang memiliki menara ganda setinggi 26 meter ini butuh waktu 30 tahun.
Oleh karena batu bata merah yang indah, gereja ini disebut “Gereja bata terbaik di Timur Jauh”. Setelah selesai dibangun, gereja ini diberkati dan didedikasikan untuk Bunda Maria sehingga juga dinamakan Katedral St. Maria.
Katedral Urakami merupakan gereja terbesar di Asia Timur sebelum luluh lantak oleh bom atom. Gereja ini berada 500 meter dari episentrum ledakan bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Katedral, rumah imam, dan sejumlah patung batu hancur.
Basilika Minor
Bangunan gereja ini direkonstruksi pada tahun 1959. Pada saat kunjungan Paus Yohanes Paulus XXIV tahun 1981, dikembalikan ke tampilan bata merah asli. Katedral ini memiliki 24 jendela kaca patri. Temanya berkisar dari baptisan Kristus hingga Perjamuan Terakhir. Pada saat temaram malam, katedral tampak bersinar dengan cahaya merah, biru, dan kuning dari jendela memberi kesan fantastis.
Katedral Urakami berfungsi untuk menggantikan Gereja Katolik Oura sebagai Katedral Keuskupan Nagasaki. Kini, Katedral Urakami diakui Vatikan sebagai “Basilika Minor” karena nilai sejarahnya. (Gie)