Orang Indonesia ingin berkarier di Hollywood? Mimpi kali ya. Memang ada beberapa pemain film nasional yang terlibat dalam film Hollywood, seperti Joe Taslim, Christine Hakim, Iko Uwais, Yayan Ruhiyan. Tetapi, bagaimana dengan produser atau sutradara? Sepertinya baru Livi Zheng yang mampu menembus dinding Hollywood yang dikenal sebagai kiblat perfilman dunia.

Keinginan Livi untuk menjadi sutradara di belantara perfilman Hollywod sempat ditanggap temannya sebagai pilihan yang salah. Setidaknya ada tiga rintangan yang dihadapi Livi: orang Asia, perempuan, dan masih muda. “Tapi I have faith, because everything begins from faith. If you don’t believe with yourself, who will beliefe in you? Jadi, saya terus saja membuat skenario – ditolak sampai 32 kali sampai akhirnya membuahkan karya Brush with Danger,” tuturnya dalam bahasa Inggris campur Indonesia.
Brush with Danger (BWD) merupakan karya perdana film panjang Livi sebagai sutradara di saat masih berusia 23 tahun. Ia bertindak sebagai produser, sutradara, serta pemeran utama bersama adiknya, Ken Zhang.
Film yang mengisahkan upaya survive di negeri orang ini sukses menembus layar bioskop Amerika dengan tayang lebih dari tujuh hari di Los Angeles. Bahkan, BWD berhasil masuk dalam seleksi nominasi Academy Awards atau Piala Oscar 2015 untuk kategori Best Picture. Saat itu BWD bersaing dengan film-film Hollywood lainnya, seperti Interstellar, Fury, Fox Catcher, dan The Hunger Games: Mockingjay.
Kisah sukses Livi berlanjut dengan film terbarunya Bali: Beats of Paradise yang juga terpilih dalam seleksi nominasi Piala Oscar 2019 untuk kategori Best Documentary Feature. Bali: Beats of Paradise telah tayang di bioskop-bioskop Amerika sejak medio November 2018. Namun, film ini baru akan dirilis di Indonesia bulan Juli 2019 mendatang.
Film dokumenter ini mengangkat kisah seniman asal Bali, I Nyoman Wenten di Los Angeles dengan musik gamelan yang dimainkannya. Dalam film ini juga dikisahkan ketertarikan Judith Hill untuk mempelajari musik gamelan yang memiliki karakter khas. Judith Hill merupakan pemusik asal Amerika yang pernah berkolaborasi dengan beberapa musisi internasional seperti Michael Jackson dan Stevie Wonder.
Film Bali: Beats of Paradise merupakan upaya Livi dalam mengangkat budaya dan keindahan Indonesia melalui film di kancah internasional. Atas karyanya ini, Livi dianugerahi penghargaan “Culture Ambassador” di ajang The Unforgettable Gala di Beverly Hills, California, Amerika Serikat.
The Unforgettable Gala merupakan ajang penghargaan tertua untuk merayakan prestasi tokoh-tokoh keturunan Asia di Amerika Serikat. Beberapa nama artis Asia yang mendapat penghargaan di antaranya Sandra Oh yang terkenal lewat serial televisi Grey’s Anatomy, sutradara film Crazy Rich Asians, Jon Chu, dan aktor John Cho yang pernah membintangi film Star Trek.
Upaya Livi dalam memperkenalkan Indonesia ke kancah dunia juga diapresiasi oleh MarkPlus dengan memberikan “Tourisme Marketers of the Year 2019” yang diserahkan oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya di Jakarta (14/3).
“Livi ini contoh milenial Indonesia yang sukses di Amerika. Bukan hal gampang me-marketing-kan diri di Hollywood. Livi membuktikan bukan hanya filmnya masuk seleksi Oscar, tapi bisnisnya profit. Pemberian penghargaan ini menjadi contoh inspirator bahwa milenial Indonesia itu nggak kalah,” kata Pendiri dan Presiden MarkPlus Hermawan Kartajaya.
Sutradara kelahiran Blitar, 3 April 1989 ini menanggapi apresiasi dari MarkPlus dengan penuh sukacita. “Ini penghargaan pertama di Indonesia. Sebelumnya sudah menerima penghargaan di Amerika I’m really happy today. Semoga nanti bulan Juli saat premiere di Indonesia, antusiasmenya juga seperti di luar negeri,” harapnya dengan senyum lebar. (Gie)