Trapologist at Work merupakan program pelatihan untuk mengenali dan mengatasi 7 perangkap penghambat sukses.

Istilah trapologist atau trapolog mungkin masih
asing di telinga Anda. Konon, kosa kata ini baru diperkenalkan oleh David M.R.
Covey, CEO dan penulis buku Trapologist
Program and Trap Tales sekitar tiga tahun lalu. [Buku ini sudah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Trap Tales: Menghindari 7 Perangkap Penghambat Kesuksesan oleh
Penerbit BPK Gunung Mulia dengan imprint
Libri.] Salah satu programnya adalah Trapologist
at Work yang dikembangkan berdasarkan penelitian tentang jebakan paling
umum yang menghalangi orang untuk sukses.
Untuk mengenalkan program ini, konsultan training PT Momenta Indonesia sebagai pemegang lisensi menggelar grand launching dengan pelatihan bertajuk “Achieving Breakthrough as A Trapologist Leader” di Jakarta (20/2). Acara ini dihadiri sekitar 40 wakil dari klien terkemuka Momenta, seperti BCA, Samsung, Tokopedia, Tiket.com, Bukalapak.
Dalam training ini David Covey memaparkan 7 perangkap modern yang dapat menghambat dalam meraih sukses. Tujuh perangkap tersebut ialah: kesibukan (busyness), menunda (procrastination), ego, trigger, silo, settling, myopia. David mengajarkan bagaimana cara mendeteksi dan menghindari 7 perangkap tersebut. Dari pengalaman David maupun Darvin, paling banyak orang terperangkap dalam kesibukan. “Terobosan yang diperlukan adalah berani ‘berkata tidak’,” kata David.
Seni Menghindari Perangkap
Trapologi adalah seni menghindari diri dari perangkap karier modern sehingga dapat mengembangkan diri sepenuhnya. Trapologist leader ialah pemimpin yang dapat mendeteksi dan menghindarkan diri dari perangkap karier untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin serta menolong orang lain melakukan hal yang sama. “Pesan utama sebagai trapologist adalah pengharapan – keyakinan bahwa setiap orang dapat mengubah jalan hidup mereka, pada setiap tahap kehidupan mereka,” kata David.

Darvin Widjaja, Co-Founder Momenta, menyatakan bahwa training ini penting karena banyak orang yang bekerja bertahun-tahun, baik di perusahaan yang sama maupun berpindah-pindah, ternyata mengalami jebakan yang sama. “Dengan mengenali perangkap ini, bagaimana kita bisa keluar dari perangkap ini dan punya sukacita. Sebagai pemimpin yang melayani, bagaimana membantu tim kita keluar dari perangkap dan menemukan kebahagiaan,” ujarnya.
Melalui program ini dengan pelatihan yang intens dan pemahaman yang komprehensif diharapkan para pemimpin dapat memberi dampak yang besar. “Momenta mempunyai misi multiply blessing by developing great leaders. Kami percaya berkat itu bisa lebih merata kalau pemimpinnya benar, baik di keluarga, perusahaan maupun negara,” kata Davin.
Davin mengakui pernah terperangkap pada settling. “Kerja pindah-pindah demi gaji yang lebih besar. Tadinya lulus kuliah, pulang ke Indonesia punya mimpi membawa perubahan. Tapi, tanpa saya sadari saya kena juga. Puji Tuhan bisa keluar, tapi perlu waktu lama karena tidak ada yang membantu,” ungkap Managing Director Momenta ini.
Menurut Darvin, program ini bisa buat siapa saja. “Tapi kalau top leader-nya dapat mengambil lebih dahulu dan mereka sadar, itu akan lebih mudah menjadi sebuah kultur di organisasi , dibanding kalau yang mengambil level tengah. Biasanya mereka akan lebih susah membawa perubahan karena ada tekanan dari atas. Bisa jadi yang atas malah jadi trap bagi yang bawah. Kalau top leaders-nya ambil dulu, ini akan lebih impactful,” pungkasnya. (Gie)