INSPIRASI-ID,Jakarta – Organisasi Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna-ID) mengadakan audiensi dengan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd. di ruang kerjanya di Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta (14/3).
Dirjen Jeane menyambut menyambut rombongan Pewarna-ID dengan ramah dan senyum tersungging. “Kita sudah lama ya janjian untuk bertemu, tetapi karena saya harus penyesuaian tugas dan banyaknya memenuhi undangan, baru kali ini kita bisa bertemu,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Pewarna-ID Yusuf Mujiono didampingi Sekjen Ronald Stevly Onibala, Bendum Albert Muntu, dan Ketua Departemen Lintas Lembaga Donny Leonardo. Menyusul kemudian Richardo Marbun selaku Ketua Departemen Media dan Ekonomi Kreatif, Sugiyanto dari Departemen Sertifikasi dan Pelatihan, serta Ronal Marlisa dari Departemen Lintas Lembaga.
Memperjuangkan Kesetaraan
Yusuf Mujiono menuturkan bahwa keberadaan Pewarna-ID di ranah media untuk memperjuangkan koeksistensi sebagai sesama anak bangsa, kesetaraan, dan merawat keberagaman di bumi Pancasila. Untuk itu, dalam masa kepengurusannya saat ini, Yusuf memaparkan empat program yang dijalankan secara simultan dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama gereja, lembaga-lembaga pelayanan di luar gereja, dan lembaga-lembaga pemerintahan.
Empat program tersebut, yaitu: Pertama, pembuatan film dokumenter dan film pendek tentang kampung-kampung Kristen dan tokoh tokoh penginjil pribumi serta penulisan buku. Kedua, pelatihan dasar-dasar jurnalistik untuk memperlengkapi kecakapan anggota sebagai pewarta dan memahami kode etik jurnalistik, Ketiga, program dialog kebangsaan dengan tajuk “Urun Rembug Kebangsaan” (Urban) bekerja sama dengan berbagai komponen keagamaan dan kebangsaan. Program keempat berupa penyelenggaraan tahunan Apresiasi Pewarna Indonesia (API) sebagai gelaran untuk memberikan apresiasi tokoh-tokoh yang terlah berkontribusi dalam membangun bangsa sesuai dengan bidang masing-masing.

Jeane Tulung menyambut baik paparan program Pewarna-ID dan sangat mendukung apa yang dikerjakan Pewarna-ID. Untuk kolaborasi, Dirjen akan mempertimbangkan program mana yang bisa disinergikan. Misalnya penerbitan buku atau pembuatan film, terutama film tentang kampung moderasi beragama yang menjadi salah satu program andalan Dirjen Bimas Kristen. “Saya akan tindak lanjuti dengan pihak Humas yang saat ini sedang ada tugas di luar kota. Kita komunikasi lewat WA saja dulu baru kemudian mana yang tepat untuk dikerjasamakan,” kata Jeane.
Sebagai informasi, Jeane Tulung selaku Dirjen Bimas Kristen turut memberikan kata pengantar untuk buku Napak Tilas Rasul Jawa (NTRJ) yang diterbitkan Pewarna-ID dan saat ini sedang proses cetak.
Desa Moderasi Beragama
Perbincangan berlangsung sangat cair dan tak terasa sekitar satu jam berlalu. Jeane menuturkan banyak hal yang kini diemban di pundaknya. Ia PUN mengungkapkan selalu berpuasa ketika menghadapi sesuatu hal tentang langkah atau kebijakan yang akan diambilnya. Untuk tahun ini, Dirjen diberi amanat untuk membuat 10 desa moderasi beragama.
Menurut Jeane, desa moderasi beragama ini bukan semata tentang hubungan toleransi di tengah masyarakat yang majemuk dan terdiri dari lintas agama. Tetapi, bagaimana masyarakat di kampung tersebut memelihara akar budaya lokalnya, hidup bahagia, dan damai.
Jeane menjelaskan, untuk saat ini sedang dikerjakan dalam tataran di kampus-kampus dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara, yakni KKN yang pesertanya dari berbagai lintas institut atau perguruan tinggi agama-agama. Misalnya IAKN (Institut Agama Kristen Negeri) bersama UIN (Universitas Islam Negeri) dan IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan juga pendidikan agama lainnya.
Pemerataan Pendidikan
Dirjen Bimas Kristen memiliki 10 program dengan tagline 10:10. Untuk itu, ia tengah mencari 10 lokasi hibah tanah di daerah yang memang masyarakatnya mayoritas beragama Kristen. “Ketika saya ditugaskan Pak Menteri ke Mentawai, masyarakat sangat mersepons dengan baik. Saat ini kami sudah mendapat 20 hektar tanah di Mentawai, Sumatera Barat, sumbangan dari masyarakat,” ujarnya sembari tersenyum.
Lebih lanjut Jeane menjelaskan fungsi tanah tersebut akan dibangun sebuah pendidikan Kristen negeri yang terintegrasi mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Dengan program ini Dirjen berharap kehadirannya bisa bermanfaat bagi umat, khususnya umat Kristen. Menurut Jeane, dari 20-an juta umat Kristen saat ini masih belum merata mendapatkan pelayanan pendidikan.
“Saya memberikan semacam tagline juga untuk pemerataan pendidikan khususnya agama Kristen, yakni dari Mentawai sampai Lapago. Artinya dari Barat ke Timur. Dari Malinau sampai Saburai jua, artinya dari Utara ke Selatan,” ujar mantan Rektor IAKN Manado ini dengan serius. (Gie)