Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Pimpinan Gereja Bala Keselamatan (BK) melakukan kunjungan pastoral kepada korban dan warga terdampak aksi teror di Dusun Lewonu, Desa Lembantangoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (2/12).
Menguatkan dan Menghibur

Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam dari Sigi, Pimpinan Bala Kesalamatan Kolonel Yusak Tampai dan Letnan Kolonel Alberth Sarimin, perwakilan Majelis Pekerja Harian (MPH-PGI) Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI, tiba di lokasi terjadinya pembunuhan sadis terhadap empat orang warga gereja Bala Keselamatan dan pembakaran enam rumah dan pos pelayanan pada 27 November 2020 lalu.
Pimpinan Bala Keselamatan dan Pdt. Jimmy sempat berkoordinasi dengan Kapolda Sulawesi Tengah serta tim gabungan TNI dan Polri yang sedang mengamankan lokasi kejadian dan memburu para pelaku teror. Tidak lupa para hamba Tuhan ini mendoakan aparat keamanan yang tengah bertugas tersebut.
Selepas mengunjungi lokasi kejadian, rombongan melakukan kunjungan pastoral ke para keluarga korban dan warga Dusun Lewonu yang diungsikan di Desa Lembantongoa. Sore itu mereka tampak lesu. Sejak pagi mereka belum sempat makan karena tamu dari berbagai tempat dan lembaga/organisasi datang berkunjung tiada henti. Mereka mengaku sangat trauma dan tidak ingin kembali ke rumahnya.
Di tengah ramainya kunjungan dari pihak pemerintah maupun lembaga-lembaga yang datang memberi bantuan, Pdt. Jimmy, Kol. Yusak dan Letkol. Sarimin memberi penguatan kepada para keluarga korban dan masyarakat Lewonu di pengungsian melalui doa dan sapaan penuh penguatan.
Duka Gereja-gereja di Indonesia

Kol. Yusak sebagai Komandan Teritorial BK menyampaikan rasa duka mendalam mewakili keluarga besar BK Indonesia dan BK Internasional kepada warga gerejanya dan warga Dusun Lewonu lainnya. Ia pun menekankan bahwa BK akan terus mengawal proses pemulihan kembali, serta bertanggung jawab hingga mereka mendapat tempat tinggal yang baru dan kehidupan yang lebih baik.
Pdt. Jimmy juga menyampaikan bela rasa dari MPH-PGI bahkan gereja-gereja anggota PGI di seluruh Indonesia yang turut mendoakan sejak hari kejadian. Duka warga BK dan Dusun Lewonu adalah juga duka gereja-gereja di Indonesia; seraya mengingatkan betapa berharganya mereka bagi Tuhan dan warga gereja yang terus mengingat dalam doa-doanya.
Melalui kunjungan pastoral ini pula PGI dan BK menyampaikan tujuh butir pernyataan.
Pertama, penyerangan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal (OTK) yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 4 (empat) orang serta terjadinya pembakaran 6 (enam) rumah warga dan satu rumah ibadah Gereja Bala Keselamatan – Pos Pelayanan Lewonu, adalah tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima.
Kedua, peristiwa ini adalah tindakan kekerasan murni dan tidak ada kaitannya dengan religious persecution/persekusi agama.
Ketiga, mengapresiasi upaya dan rencana pemerintah pusat dan daerah, bersama aparat TNI dan Polri, dalam menangani kejadian di Dusun Lewonu dan melakukan pencarian para pelaku teror, serta rehabilitasi para keluarga korban dan warga masyarakat yang terdampak.
Keempat, mengapresiasi pihak-pihak yang memberi perhatian dan bantuan kepada keluarga korban dan warga dusun Lewonu lainnya.
Kelima, memohon perhatian dan kesediaan pemerintah maupun pihak-pihak yang ingin memberi perhatian dan bantuan agar memerhatikan pula kesehatan fisik maupun mental para korban yang lelah dan masih trauma, dengan mengatur waktu kunjungan, wawancara atau aktivitas lainnya.
Keenam, meminta agar kejadian dan situasi warga Lewonu agar tidak dieksploitasi untuk kepentingan-kepentingan sepihak dan tidak bertanggung jawab.
Ketujuh, potensi gesekan sosial dan ketidakamanan akibat berbagai bantuan yang diterima oleh keluarga korban harus diantisipasi, demikian pula keamanan masyarakat Lembantongoa pasca-penyerangan hendaknya terus menjadi prioritas pemerintah melalui TNI-POLRI. (Gie)