JAKARTA, InspirasiIndonesia.id – Menjelang memasuki masa “new normal” atau “adaptasi kebiasaan baru” Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden H. Ma’ruf Amin mengadakan pertemuan dengan 8 tokoh lintas agama di Istana Negara, Jakarta (2/6). “Kita sangat bersyukur bahwa masyarakat tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Presiden mengawali percakapan.
Pertemuan itu dihadiri H. Helmy Faishal Zaini (PBNU), K.H. Muhyiddin Junaidi (MUI), H. Abdul Mukti (PP Muhammadiyah), Pdt. Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin). Presiden Jokowi menyampaikan tentang kegiatan kembali aktivitas perokonomian ibadah secara bertahap, sekolah, pengelolaan pesantren, hingga kebijakan pembatalan haji.
Menurut Presiden, Pemerintah sangat berhati-hati dan mengumumkannya secara soft kepada masyarakat atas saran dari para pakar. Menurut para pakar, kepanikan masyarakat akan menurunkan 50% imunitas. “Jadi, bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti USA pun mengalami kerusuhan berkepanjangan”, lanjut Presiden.
Sementara untuk pembukaan kembali sekolah dan pesantren, Presiden Jokowi mengatakan, “Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa kita.”
Para pimpinan agama tersebut mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. “Namun, kita berharap agar komunikasi para pejabat kepada masyarakat kiranya satu irama dan tidak bertentangan satu sama lain. Kita di lapangan mengalami kesulitan menghadapi masyarakat kalau hal ini berlangsung terus menerus,” tutur Abdul Mukti, Sekum PP Muhammadiyah.
Sementara itu, Pdt. Gomar Gultom, Ketum PGI, menyatakan perlunya semua elemen masyarakat membangun dan mengembangkan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan dan berbagai habitus baru dalam memasuki masa kenormalan baru. “Tanpa disiplin, apa pun yang dikerjakan oleh pemerintah akan sia-sia, dan masyarakat akan terus berada dalam bayang-bayang penularan Covid-19 ini,” tandasnya.
Presiden menyambut ajakan untuk meningkatkan disiplin nasional ini, di tengah kondisi masyarakat yang menurutnya memang masih kurang rasa disiplin. (Gie)