Air mata menitik dari pelupuk Susy Susanti saat Indonesia Raya berkumandang di Stadium. Untuk pertama kalinya Indonesia meraih medali emas di ajang Olimpiade Barcelona 1992. Sukacita itu makin genap ketika Alan Budikusuma, kekasih Susy saat itu, berhasil mempersembahkan emas dari nomor tunggal putra. Mereka pun mendapat julukan pengantin emas.
Susy Susanti adalah legenda pebulutangkis wanita Indonesia. Perjuangan dan kisah cinta Susy terhadap negara, keluarga, olahraga yang digeluti, dan pasangan itu diabadikan dalam layar lebar berjudul Susi Susanti : Love All. “Love All” merupakan istilah dalam pertandingan bulu tangkis saat kedudukan masih 0-0. Namun, dalam film ini juga berarti cinta Susy terhadap semua. Film biopic ini diperankan oleh Laura Basuki dan Dion Wiyoko.
Melalui film ini Susy berharap bisa membagikan cinta, semangat, dan daya juang. “Saya ingin membagikan semangat, bukan hanya pengalaman, kepada generasi muda. Bahwa untuk mencapai sesuatu itu tidaklah instan, tapi ada proses perjuangan untuk mencapai kesuksesan,” tuturnya.
Film ini menggambarkan banyak sisi kehidupan Susy di tengah keluarga, di asrama, latihan, dan berjuang membela negara.Sekuel yang paling mendebarkan terjadi saat Piala Thomas & Uber Cup 1998 di Hongkong. Susy dan kawan-kawan harus berjuang membela Indonesia yang sedang terpuruk, sementara keluarga terancam pasca kerusuhan rasial yang menyasar warga keturunan Tionghoa.
“Banyak tantangan, rintangan, bagaimana saya berjuang untuk bisa menjadi seorang juara. Di sini akan diceritakan dari sisi olahraga, keluarga, negara, dan hal-hal yang mungkin orang tidak tahu. Sedikit bocoran, bagaimana saya berjuang di saat kerusuhan Mei 98, yang belum pernah diceritakan,” ungkapnya. (Gie)