MarkPlus Goes to Campus, Dirjen Diktiristek Ajak Generasi Muda Berperan Sebagai Ahli Perkembangan Teknologi

MarkPlus Goes to Campus, Dirjen Diktiristek Ajak Generasi Muda Berperan Sebagai Ahli Perkembangan Teknologi

INSPIRASI-ID,Jakarta – Setelah meluncurkan buku Entrepreneurial Marketing dalam Official International Launch di Swiss (20/3/2023), Hermawan Kartajaya kembali mengupas karya tulisnya yang kesebelas bersama pakar pemasaran dunia, Philip Kotler, kepada mahasiswa Indonesia melalui MarkPlus Goes to Campus (MGTC) ke-85. Pagelaran ini akan mengemas buku Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability dengan mengangkat tema Punokawan Mendunia dari sudut pandang generasi muda yang akan menjadi penerus industri kewirausahaan di masa depan.

Acara MGTC ke-85 dibuka oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng selaku Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (1/4). Prof. Nizam menekankan pentingnya konsep CI-EL pada saat ini. “Saya rasa buku Entrepreneurial Marketing diterbitkan secara tepat waktu. Revolusi Industri 4.0 membawa umat manusia pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Konsep CI-EL merangkum perubahan tersebut, dimana creativity menjadi kunci keunggulan manusia dan innovation sebagai keniscayaan yang perlu dimiliki setiap manusia. Entrepreneurship hadir sebagai alat perpaduan creativity dan innovation untuk membuka pekerjaan-pekerjaan baru. Sehingga, leadership juga dibutuhkan untuk mempersiapkan ketiga hal tersebut untuk masuk dalam dunia baru,” ujar Prof. Nizam.

Lebih lanjut, Prof. Nizam menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi agar dapat menuju ke tingkat yang baru. Pemikiran tersebut merupakan contoh dari konsep Society 5.0 yang dikemukakan oleh Jepang, dimana humanity harus berada di atas teknologi. “Jangan sampai kita menjadi budak teknologi, tetapi harus berperan sebagai ahli yang mengorkestrasikan perkembangan teknologi. Hal ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang hadir sebagai transformasi pendidikan di era pandemi COVID-19 hingga sekarang,” katanya.

Implikasi kewirausahaan terhadap generasi muda dinilai krusial dalam mencapai strategi persaingan yang kompeten untuk masa depan. Fenomena tersebut dapat dilihat dari kemudahan akses informasi melalui internet yang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk berwirausaha. Tidak hanya itu, maraknya tren bisnis yang tersebar di internet juga mempengaruhi jumlah wirausahawan milenial untuk bertambah.

OMNI Marketing

Dalam menghadapi ketidakpastian pasar, model Omnihouse dengan konsep Punokawan dan Pandawa yang memadukan creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL), diterapkan untuk memenangkan persaingan bisnis masa depan. Hermawan menegaskan, “Kalau creativity dan innovation tidak dipertemukan dengan entrepreneurship, nanti tidak akan ada aktor yang dapat menentukan Positioning-Differentiation-Brand. Maka, CI-EL itu penting untuk di integrasi secara bersama-sama agar dapat bertahan hidup pada masa kini.”

“Jika ingin memenangkan persaingan, kita perlu melibatkan entrepreneurial marketing untuk merebut konsumen internal dan eksternal, memperoleh investor, serta mencari karyawan denganketerampilan yang baik. Lanskap tahun 2023 sangat berbeda dengan 2019 yang dikenal sebagai era emas teknologi. Kini, kita perlu merespons fenomena OMNI Marketing dengan mengintegrasikan online dan offline dalam suatu perusahaan untuk bertahan hidup dalam persaingan bisnis,” tandas Hermawan.

Hal senada diungkapkan oleh Jacky Mussry. “International Monetary Fund (IMF) mengatakan di paruh tahun lalu bahwa kondisi dunia pada 2025-2030 akan semakin tidak pasti dan kelam. Sehingga, dibutuhkan adanya perpaduan dua dikotomi yang dimanfaatkan untuk membawa perkembangan suatu perusahaan yang tidak stagnan atau bahkan declining,” ujarnya.

Dua dikotomi tersebut adalah professionalism marketing dan entrepreneurial marketing yang dapat digunakan sebagai resep suatu perusahaan dapat bertahan hidup di masa depan yang disebut sebagai The Next Curve. Melalui entrepreneurial marketing yang profesional, Jacky menegaskan pentingnya memanfaatkan sumber untuk membentuk kapabilitas baru. “Kita butuh kapabilitas baru untuk membuat kompetensi. Sehingga, kita memiliki kapabilitas untuk membentuk kompetensi agar resources yang kita pegang mempunyai value yang lebih tinggi. Dengan adanya kompetensi yang bagus, kita dapat menjadi kompetitor untuk memenangkan persaingan,” tambah Jacky.

Diskusi ini ditutup oleh Hermawan Kartajaya dengan mengajak peserta untuk dapat bergabung kembali dalam peluncuran buku Entrepreneurial Marketing secara nasional yang akan bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 5 April 2023 mendatang. Selain itu, peluncuran buku Entrepreneurial Marketing juga akan dilanjutkan dengan seminar dan peluncuran secara internasional di Singapura, Tokyo, Kuala Lumpur, dan New York, yang akan dihadiri oleh para penulis buku Entrepreneurial Marketing. (Gie)

Join the discussion

Instagram has returned empty data. Please authorize your Instagram account in the plugin settings .

Menu

Instagram

Instagram has returned empty data. Please authorize your Instagram account in the plugin settings .

Please note

This is a widgetized sidebar area and you can place any widget here, as you would with the classic WordPress sidebar.